Sabtu, 21 Juni 2008

Vegan

Being Vegan. it's hard at the beginning.
awalnya menetapkan alasan. agar ketika orang tanya setidaknya saya bisa menjawab dengan lebih ilmiah. tapi sebenar-benarnya sesungguhnya adalah saya tidak tau kenapa saya ingin menjadi vegan. menjadi saja. tanpa perlu penjelasan khusus. ah, kalau saja orang lain tau bagaimana rasanya.
Vegan dibagi menjadi bermacam-macam. Vegan juga di mulai dengan bermacam-macam alasan. Saya tidak tau saya termasuk vegan yang mana. Atau dalam kelompok alasan yang mana untuk pilihan ini. kesehatan, agama, keyakinan, atau apalah. dan ketika saya di tanya alasan mengapa menjadi vegan, saya cuma punya satu jawaban : saya kasihan sama hewan. ternyata itu jurus jitu tanpa harus memaparkan paper tentang vegetarian. hahaha
awalnya saya tidak makan hewan berkaki empat. i ate seafood, poultry, fish, and animal's product like milk, cheese and egg. i kept on trying not to eat any meats. lama-lama terbentuk perasaan ganjil ketika melihat daging hewan berkaki empat. melihat serat-serat dan tekstur nya membuat saya merinding. so, without any hard effort i officially deny consume meats. setelah itu dengan tiba-tiba saya memutuskan untuk tidak makan unggas. berat pada mulanya. karena saya sangat senang makan ayam. rasanya seperti puasa. ingin sekali makan tapi tidak boleh makan. tapi bedanya, batas ini saya sendiri yang membuat. padahal saya tau, ini keputusan seumur hidup. dan begitulah, saya tidak lagi makan daging baik dari mamalia maupun unggas.
saya masih mengkonsumsi ikan dan binatang laut. padahal saya kasihan melihat lele di pukul kepalanya, saya kasihan melihat ikan diambil dari air hanya untuk di pertontonkan di layar televisi, saya melihat banyak sekali film-film tentang binatang laut. apa daya, saya masih belum mampu. pertama, saya manusia yang punya kelemahan. kedua, saya melakukan itu agar orang-orang di sekeliling saya yang non-vegan tidak merasa ter-intimidasi dengan susahnya menu yang saya akses. dengan kata lain, masih ada jalan tengah.
Saya vegan yang moderat. Saya bukan vegan fanatis. Saya vegan yang selalu mencoba mengerti posisi non-vegan. Saya pernah bicara dengan seorang kawan. Bahwa memang baik menjadi vegan-kami berdua menghormati binatang-, tapi akan kah lebih baik pula kalau kita juga menghormati orang-orang di sekeliling kita yang pasti ada kemungkinan akan merasa terganggu dengan pola makan ini. banyak sekali contoh dimana seorang vegan merasa sangat berhak untuk di istimewakan. misal, menangis saat orang lain makan daging, dll dll. lihat? egois sekali jika vegan tidak menghormati non-vegan (tentu dengan ekspetasi bahwa non-vegan juga harus menghormati vegan). banyak orang tidak mengerti tentang hal ini. melihat segala sesuatu sebagai hitam dan putih. sehingga masih saja ada yang heran saya makan kuah sup yang ada kaldunya (saya pesan sup sayur tanpa ayam, ternyata si koki-teman saya-yang membuat lupa pada pola makan saya, akhirnya dia menyisihkan ayamnya saja, dengan pertimbangan kemubaziran dan kasihan kepada tenaga teman, saya makanlah sup itu). entah lah. saya juga bingung bagaimana menjelaskan kepada pertanyaan-pertanyaan itu.
Waktu saya makan udang, seorang kawan mendekat dan bertanya, " bukannya kamu nggak makan daging?". jawab saya dengan enteng. "ini buka daging. ini udang". sama seperti niken yang tidak makan hewan berkaki empat, sama seperti mbak yuli yang tidak makan ikan. apa bedanya, batin saya? sedangkan saya tidak makan hewan darat. itu saja bukan?
Agak susah menjalani pola makan ini. Apalagi untuk saya si pemalas ini. yang sangat tidak becus belanja sayur dan merepotkan diri menu apa yang saya makan hari ini. alhasil, menu saya serba instan dan jadwal makan tidak pasti. ah!
selain itu juga harus kebal dengan lelucon-lelucon seputar vegan. misal, pemberian saran alternative oleh kakak pacar saya : makan rumput. tentu ini di luar permasalahan dia menyukai saya atau tidak. ah, monggo kerso lah.
Dan baru saya tau ternyata menjadi sebuah memerlukan alasan. Di islam, menghormati hewan hukumnya adalah wajib. dikatakan pada Qur'an yang suci surat 6 ayat 38 yang inti dari bunyinya adalah bahwa hewan-hewan/burung mempunyai kedudukan yang sama dengan kita, ummat Allah. selain itu juga banyak pertimbangan lain. bisa di lihat di site ini.


Begitulah. ini dulu.