Selasa, 30 Desember 2008

Tahun Baru


Wow, today is the edge of 2008!!

tommorow we are going to face our new time machine : 2009!!!

Lotsa things happened in 2008 in my life. Sadness, crying, screaming, hatred, and also happiness. All of them means so much for me. Making me a new older and growing mind.


What are you going to do at new years eve?

I have no idea. But we planned to join new year's Eucharist at katedral at 8 o'clock tonight.

I will pray to God for blessing our life in the whole year.
happy new year 2009 everyone
^^

Senin, 29 Desember 2008

Natal



Merry Christmast

I hope it's not too late

I was celebrating christmast at Solo, all the familiy of pras were there. It was my first christmast, being with lovely family, brothers and sisters, all the nephews, and also with Bapak. but I wish I could celebrate my christmast with my sibling. I know it's almost imposible, but for God is there anything imposible?
I really hope, next year all the things are going to be better. Praise the Lord, Bless us.

Senin, 15 Desember 2008

Pak Moel


Cerita pertama tentang Bapak yang saya dengar dari Pras adalah kesediaan dan kesetiaan Bapak menunggu nya di depan gereja setiap pagi sebelum pras berangkat kerja. Saya selalu mengagumi orang-orang yang kagum akan bapak mereka yang mereka anggap hebat dan mereka tidak malu-malu untuk menunjukkan rasa sayang mereka kepada bapak. seperti pras. dan tentu saja, Bapak.
Untuk saat ini saya belum bisa bercerita banyak tentang Bapak. Bapak yang itu, yang harus menadi prioritas utama Pras dan saya tidak boleh mencemburui nya. Bapak yang itu, yang selalu suka basa basi dan menolak tawaran makan bersama dengan banyak alasan, tapi sesungguhnya mudah di bujuk oleh para menantu. Bapak yang itu, yang tangan kanan Pras menggandeng tangan saya dan tangan kiri merangkul pundak Bapak. Ya, Bapak yang itu, Bapak Pras, yang aku iri karena tidak memilikinya.
Untuk saat ini belum, but things that i wanna do is kiss his hand to show him that I really respect him as my father and want him to accept me as his daughter. But I don't know when or how to do that.
>.<

Minggu, 14 Desember 2008

L-O-V-E



Last night I cried, I asked him why he didn't save me from those cruel world. But he said it's okay, the important thing is we're belong each other NOW, FOREVER AND AFTER.

I LOVE YOU AND I LOVE THE WAY YOU LOVE ME, LOVE.

My bestfriend

Everybody's best friend is no one's best friend.
terkadang segala definisi yang terlalu di yakini dan di imani akan kehilangan identitas asli nya. saya sudah lama tidak mempunyai sahabat. kalau itu yang di maksud adalah seseorang/ beberapa orang yang selalu ada saat saya senang atau sedih. selalu ada buat lawan sms-an/ telpon-telponan buat curhat. selalu ada saat momen-momen penting saya. yang ada hanya calon suami dan keluarga saya. tentu itu sahabat saya sepanjang masa. orang luar? saya kira saya tidak punya seorang pun.
Tapi sejak saya menjadi jobless, saya punya sahabat baru. setidaknya dia ada sekitar 6 jam bersama saya, HAMPIR SETIAP HARI. okay, let me introduce my new good best friend.
Let's call him : Tito. Nama panjang nya : Benedictus Bani Dosantos. Umur nya : 2,4 tahun. Dan dia pintar menyanyi. ^^
ini Tito, with his silly face

Yes, he is my Fiance's nephew. since i got none of job i gotta taking care of him, at least up to his Dad came from school.
He's sort of a bestfriend for me.
Saya harus menjaga nya. Phisically and spiritly. Awalnya karena saya takut dia nangis inget sama Ina-nya (ibu-red) yang lagi kerja, tapi setelah beberapa lama dia mulai bergantung pada saya, saya harus menjaga nya karena memang saya harus menjaga dia. Bukankah demikian sikap sahabat kepada sahabat nya? Tapi tentunya dalam kasus ini saya belum bisa dijaga olehnya ^^
kalo bobo cakep, tapi mendengkur :D

we have a great time. what a day everyday. being with him is full of surprises. ada saja yang mengagetkan. entah dari pemikirannya yang mulai berkembang, sikap-sikap lucu karena baru suka meniru-niru, atau his affection to me that growing everytime and the way he shows. bukankah demikian fungsi sahabat? saling membahagiakan.
after bath

But sometimes he's so annoying and disturbing and bothering and make me scream. itu kalau dia lagi kumat nakal nya dan sangat tidak kooperatif. dia suka tutup telinga, off course bukan dengan tangan, tapi dengan kebandelan. Ugh, i almost desperately giving up. Huff, that's what bestfriend does sometimes right?

Tito&Pondra, the other nephew ^^
Tito&his lovely Ina, Mbak Yani
Tito&his Daddy, Mas Domi, In motorcycle


But after all I still love him as my best friend. Thank You Father, Jesus and Holy spirit for making him as my best friend.


Kamis, 04 Desember 2008

the Bandit

Senang sekali rasanya mengulang apa yang dulu sering dilakukan dan yang paling penting bikin kita HAPPY. Yup, kami jalan-jalan lagi ^^
Tapi sayang, semuanya stress, jadi agak ga enjoy.
but, thx God I still have them in my life
:)





*maap ya gambar nya ngambil dari file lama

Kamis, 18 September 2008

Agama dan penganutnya

Suatu hari saya pernah bertanya kepada seorang kawan. Apa fungsi dan manfaat dari adanya Agama bagi manusia. Kurang lebih jawaban dia seperti ini : Agama adalah alat untuk mengenali Tuhan, Agama itu kan buat mengatur kehidupan kita, biar ada koridor yang tepat untuk mengawal manusia dalam menjalani hidup. Lalu saya tanya lagi : Ah, masak iya. Kalau sekarang ini kok saya ngelihatnya agama tidak lagi jadi panutan, atau justru agama jadi alasan, untuk manusia melakukan hal-hal yang tidak manusiawi. Jawab dia : itu kan berarti tergantung orangnya.

Pertanyaan saya kemudian, lalu dimana peran agama jika tidak bisa menjaga penganutnya agar tidak melakukan tindakan mengkhianati kemanusiaan? Kalau apologi nya : ’semua kan tergantung orang nya masing-masing’ bagaimana dengan ajaran agama nya? lalu mengapa dia beragama? agama yang seperti apa yang di anutnya?

Terkadang ketika berjalan di kerumunan orang saya bertanya dalam hati, apa kah semua orang disini beragama? Kalau jawaban harfiah nya sih : IYA. Indonesia kan tidak mengijinkan agnostik apalagi atheis ada. Padahal berapa juta masyarakat Indonesia ini ‘beragama’ hanya karena tradisi dan keturunan saja? Bahkan saya yakin tidak semua dari kita tau pasti apa saja isi dari agama yang kita anut, bahkan mungkin banyak yang tidak ada keinginan untuk bertanya dan mencari tau. Jadi, saya heran, kalau negara yang mempunyai peran besar dalam pembentukan agama bagi penduduknya tidak bisa meng-kontrol aktivitas penganut agama -dalam hal tertentu menjadi anarkis alias tidak berperi kemanusiaan- di wilayah kekuasaannya, lalu apa fungsi negara sebagai pelindung umat beragama? mbok mending ga usah ikut campur, biarin aja orang beragama atau tidak, wong yang tidak beragama saja justru lebih manusiawi dari yang beragama.

Ah urusan pemerintah biarin aja lah. Kembali ke individu. Sudahkah anda tau dan mempraktekkan ajaran agama anda? Misalnya gini, setau saya, dalam ajaran agama katolik ada sebuah perkataan (saya lupa dari mana datangnya) bahwa ” kasih itu sabar, kasih itu tidak cemburu”, tetapi yang saya lihat justru ada orang katolik yang tidak mencerminkan kata-kata baik tersebut, ada yang memaksakan perasaan kasih, bahkan ada pula yang memusuhi orang yang tidak menerima kasih nya. Atau semisal dalam islam perkataan Muhammad : Tak seorangpun dari kamu beriman sampai kamu mencintai sesamamu seperti kamu mencintai diri kamu sendiri, tetapi malah ada muslim yang saling melukai. Atau iman kristiani yang sangat menghargai kepercayaan orang lain tetapi tetap merasa bahwa ajarannya lah yang paling benar, sedangkan Yesus saja tidak memaksakan ke semua orang untuk percaya pada-Nya. So, apakah agama hanya ada dalam KTP? Itu baru hal kecil lho, belum ke ranah umum. See around, and we’ll see.

Beberapa diantara pemeluk agama terlalu fanatik dan mengamalkannya sesuai perspeksi masing², padahal yang diamalkan adalah kekerasan. Lalu seperti apa agama yang menjadi pilihan anda? Sudahkah anda benar-benar mengenalinya? Untuk apa kita beragama?

Jumat, 22 Agustus 2008

Angkot

Mbak Nina:

kadang mengangkot membuat kita berpikir


Saya pindah rumah [lagi]. Kali ini mengharuskan saya menggunakan transportasi umum untuk bepergian, kalau tidak ada jemputan. Betul kutipan diatas, menggunakan transportasi umum memberikan kita waktu untuk berpikir.
Hari pertama berangkat kerja saya memilih bus Damri baru ber-AC. Suasananya menyenangkan, lebih luas,non-smoking area. Saya merasa seperti berada di sebuah tabung tertutup yang steril. Di luar sana, jalan raya krapyak, sedang beradu asap-asap knalpot dari truk-truk gandeng besar dengan kendaraan-kendaraan yang lebih kecil. Selain itu orang-orang di pinggir jalan, di halte, di warung, tak henti-henti nya membakar tembakau. Saya merasa aman. Duduk di seberang saya seorang ibu dengan anak nya yang berusia 8 tahun. Sedangkan di belakang saya seorang bapak sepuh. Kami mungkin adalah penduduk yang merindukan kebersihan lingkungan, mencari alternative aman dalam bepergian. Tapi keadaan itu hanya berlangsung beberapa menit saja, sampai di tujuan kami harus keluar tabung tersebut untuk kembali 'terjun' ke alam yang tidak bersahabat. Ibu bumi yang sakit.
Semalam abang mengajak saya jalan kaki. Awalnya saya bilang 'aduh, kenapa ga naik motor saja? nanti capek!'. Tapi seperti biasa abang yang tidak bisa di bantah, dia tetap menjemput saya dengan jalan kaki. Lalu kami bergandeng tangan, bercerita dan bergurau tentang masa lalu. Kondisi yang jarang bisa terjadi kalau berboncengan dengan naik motor. Menghemat bensin, dan untuk sebentar absen mengotori udara. Banyak orang selalu merasa kasihan kalau melihat orang berjalan kaki, tapi sesungguhnya tau kah mereka bahwa dengan berjalan kaki sebenarnya kita mendapat dan memberi banyak hal dari dan kepada Ibu Bumi.
Dibanding dengan berjalan kaki,mengangkot memang bukan pilihan yang baik, tapi dengan mengangkot kita hanya menggunakan bahan bakar yang lebih sedikit di banding bila kita naik kendaraan pribadi bersamaan. Dengan mengangkot kita punya banyak waktu pula untuk memperhatikan keadaan sekitar, khususnya makhluk sosial yang se-angkot dengan kita, dan umumnya adalah keadaan di luar angkot yang jarang bisa kita amati kalau naik kendaraan pribadi.
Kalau saja semua orang di angkot/di bus memikirkan keadaan di luar kaca jendela kendaraan sehingga sama-sama merindukan sebuah lingkungan bersih yang nyaman untuk dihidupi maka tidak mustahil kalau bisa bergerak menciptakan sebuah dunia baru. Misalnya, back to nature, menggunakan andong atau gerobak yang ramah lingkungan untuk bepergian. Sounds funny. It's a ridiculous idea, right? Haha, but who knows? Kalau menjadi modern tidak membuat kelangsungan kehidupan kita baik, apa yang salah dengan cara tradidional, kalau itu alternative yang 'menyelamatkan'.

"kadang mengangkot membuat kita berpikir"
Banyak orang mengangkot, kenapa sedikit sekali yang berpikir?

Rabu, 20 Agustus 2008

Aduh

Aduh saya ini.
Beberapa hari terakhir ini saya berulang-ulang memikirkan tentang menjadi karnivora lagi. Melihat kardus jatah makan siang ketika di purbalingga kemarin yang berisi ayam bakar dengan kulit kehitaman yang menggiurkan, ingin sekali saya coba untuk mencuilnya sedikit, tapi jauh dalam hati kecil saya ada keinginan kuat untuk menolaknya. Tidak. Saya menangis dalam hati. Lalu terpaksa saya taruh ayam itu ke kardus abang. Saya cuma makan sayur sop dan cap cay rebus.
Ada beberapa hal yang mencetuskan ide untuk mengkhianati binatang hidup. Semisal, susahnya akses ke menu saya yang terkadang bisa di anggap 'nyleneh dan menyusahkan' untuk orang-orang di sekitar saya. Saya memang tidak ingin makan apapun yang hidup, tapi saya juga tidak ingin menyusahkan orang-orang di sekitar saya. Aduh, saya bingung.
Dan seperti biasa, saya selalu mencari² 'petunjuk' dengan mengunjungi blog Dee. Begitu banyak artikel mengenai vegetarian. I am on my way to the right thing, right? So why should I doubt about it?
Konsistensi membutuhkan militansi tanpa batas. And I am trying.



Sabtu, 09 Agustus 2008

Menjelang

Negeri ini kok lama-lama sibuk menyakiti dirinya sendiri ya.

Prihatin sekali melihat berita soal Ibu yang membunuh bayi nya karena alasan ekonomi. Kasus seperti ini bukan sekali dua kali terjadi, bahkan pembunuhan berantai yang lagi heboh itu, selain karena masalah personal, disinyalir juga karena alasan ekonomi. Ada juga pasien anak-anak yang akhirnya harus meninggal karena orang tua tidak bisa menyelesaikan keuangan administrasi rumah sakit, berapa duit coba? 20 ribu rupiah!

Baru menghela nafas dan bingung mau mikir apa soal permasalahan 'akar rumput' seperti itu, "kita beralih ke masalah lain. Saudara, tersangka dugaan pemberian uang suap kepada jaksa Urip Tri Gunawan, Arthalita Suryani bla bla bla". Huufff, 660 ribu dolar AS!

Ketimpangan-ketimpangan diatas bukan bumbu gurih kehidupan bernegara dan berbangsa, yang diperlukan adalah solusi. Solusi nya apa? Pemimpinnya bisa membawa perubahan. Oh iya, asyik mau Pemilu tahun depan. "Beralih ke persiapan pemilihan umum 2009. Saudara, partai XYZ launching no urut partai dengan syukuran bla bla bla". "Sementara itu, partai ABC masih belum menyelesaikan konflik internalnya. Bla bla bla". Oh, lagi sibuk? Nggak ganggu deh.

65 juta tahun yang lalu, T-rex si kanibal perkasa diperkirakan musnah dan punah karena kejatuhan Asteroid besar. Ah, ga usah nunggu benda dari luar angkasa, lumpur sidoarjo yang keluar dari dalam perut bumi aja mungkin akan menenggelamkan kita semua. Kalau bencana kayak gitu, nggak yang urusan Rp 20 ribu,$ 660 ribu, atau yang sibuk membangun DPP-DPW, semua akan musnah&punah.

Padahal mau agustusan. Masokis kok massal.


Kamis, 31 Juli 2008

Inspirasi

Selamat siang.

Saya ingin (selalu dan selalu) cerita, sejarah, perjalanan, tercatat rapi dalam arsip kenangan. Membangun ruang baru dimana suka bersama mitra seimbang nya, yaitu duka, berjalan beriringan, sadar, dan tidak saling meng-intimidasi. Mendewasakan. Apapun yang terjadi adalah inspirasi, bukan sandungan yang menjagal kemanusiaan hingga mati.

Setiap periwstiwa adalah pertanyaan. Tetapi pertanyaan tidak arus mengarah kepada jawaban, karena justru jawaban akan menimbulkan pertanyaan baru lagi. Dengan demikian lah kita menghidupi hidup.

Selamat datang, peristiwa. Selamat datang, pertanda. Selamat datang, inspirasi. Selamat datang kebahagiaan.

Sabtu, 19 Juli 2008

Simbol

Ketika saya berpikir lagi mengenai agama, kepercayaan, keyakinan, pemahaman, kecintaan, dan pembaktian diri kepada Tuhan, Saya mulai tidak memahami saya berada di posisi mana. Hal-hal spiritualitas dan kejiwaan itu tidak bisa segampang dianalogikan seperti rangkaian bunga yang kekasih berikan kepada kita yang patut terus di beri air agar senantiasa segar. Tapi pada masa nya akan kering juga. Layu. Mati dalam pengertian sebenarnya. Spritualitas memang patut disiram agar tetap segar. Kalau pakai bahasa organisasi, dibutuhkan koordinasi. Agar militansi tetap terjaga. Penyegaran dan siraman rohani, agar yang kita yakini kebenarannya selalu terjaga kebenaran (subjektif) nya. Tidak mendapat distorsi dari pihak-pihak yang bisa memporak porandakan kepercayaan. Seperti hal nya yang terjadi pada saya sekarang ini. Mungkin memporak porandakan bukan istilah yang tepat, sebut saja re-thinking, itu lebih mendekati maksud yang saya ingin sampaikan. Saya tau bahwa agama adalah produk budaya, turun temurun harus dipercayai. Tentunya itu di luar permasalahan anda percaya kepada hal-hal semacam wahyu, mukjizat, dan keajaiban-keajaiban yang Tuhan ciptakan. Tapi sekarang ini yang saya mengerti adalah bahwa berTuhan tidak harus beragama. Dan kalau anda pilih beragama maka konsistenlah dengan keras soal kepercayaan anda kepada Tuhan. Hal ini memicu saya untuk re-thinking soal simbol-simbol yang muncul dari agama sebagai 'buntut' dari produk budaya tadi. Simbol itu saya akui memang saya pakai sebagai eksistensi saya terhadap agama yang anut, islam. Yaitu memakai hijab, jilbab, penutup kepala.


Saya ingin bercerita sedikit soal sejarah kerudung yang saya pakai sekarang. Medio 2006 saya mempunyai sedikit permasalahan dengan persaingan agama dalam sebuah hubungan pribadi. Meski saya mencoba untuk meng-universal-kan Tuhan dengan gampang saja berpindah-pindah agama tapi hal itu tetap berat menurut saya. Maka setelah melalui proses yang cukup panjang, saya memilih menunjukkan eksistensi dan konsistensi pilihan saya dengan berkerudung yang memang identik dengan agama yang saya anut. Waktu itu memang pilihan ini adalah pilihan yang tepat, membanggakan, melegakan, rasional, dan melepaskan ganjalan. Meski konsekuensi yang saya harus ambil sangat berat, tapi pilihan yang ini tidak semudah kita meng-cancel pesanan makanan di restaurant bukan? Sudah ini ya sudah, masyarakat lebih suka yang memegang teguh pilihannya meski mereka tidak tau bagaimana perjalanan batin seseorang.
Berkerudung adalah warisan budaya timur tengah/ arab/ islam. Meski memang dalam kitab suci alquran kemudian ada ayat yang memasukkan kerudung/ menutup aurat bagi wanita muslim adalah wajib. Allah SWT dalam Al Quran berfirman yang artinya : “Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang-orang mukmin. Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih muda untuk di kenal karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah maha pengampun dan penyayang. (Al-Ahzab : 59). Pembahasan mengenai jilbab kita akan pelajari nanti kalau saya sudah cukup pintar saja ya. Saya memahami jilbab sebagai pembatas diri, dari segala hal yang kurang baik. Berharap kan boleh-boleh saja. Kalau prakteknya jauh dari harapan ya saya nya saja yang bejat. Tetapi ekspektasi masyarakat terhadap muslimah berjilbab menjadi sangat tinggi. Termasuk kepada saya.
Menurut artikel ini, jilbab adalah urusan agama. Sedang dari artikel ini, jilbab adalah budaya timur tengah.

Saya hilang fokus. Kalau orang lain dengan mudah nya bilang : itu menjadi pilihan pribadi masing-masing. Saya sendiri bingung, pilihan orang terkadang susah dimengerti, bahkan oleh pemilih itu sendiri.

-nanti kalau sudah cukup pintar saya lanjutkan-




p.s I love You



I watched this movie this afternoon. Quiet impressive. What i can see is that love is not only our body belong together, but it is more than that. As long as the soul of what we feel about someone still linger on her/him around it will be last forever, more than our bodies can do.

Sabtu, 21 Juni 2008

Vegan

Being Vegan. it's hard at the beginning.
awalnya menetapkan alasan. agar ketika orang tanya setidaknya saya bisa menjawab dengan lebih ilmiah. tapi sebenar-benarnya sesungguhnya adalah saya tidak tau kenapa saya ingin menjadi vegan. menjadi saja. tanpa perlu penjelasan khusus. ah, kalau saja orang lain tau bagaimana rasanya.
Vegan dibagi menjadi bermacam-macam. Vegan juga di mulai dengan bermacam-macam alasan. Saya tidak tau saya termasuk vegan yang mana. Atau dalam kelompok alasan yang mana untuk pilihan ini. kesehatan, agama, keyakinan, atau apalah. dan ketika saya di tanya alasan mengapa menjadi vegan, saya cuma punya satu jawaban : saya kasihan sama hewan. ternyata itu jurus jitu tanpa harus memaparkan paper tentang vegetarian. hahaha
awalnya saya tidak makan hewan berkaki empat. i ate seafood, poultry, fish, and animal's product like milk, cheese and egg. i kept on trying not to eat any meats. lama-lama terbentuk perasaan ganjil ketika melihat daging hewan berkaki empat. melihat serat-serat dan tekstur nya membuat saya merinding. so, without any hard effort i officially deny consume meats. setelah itu dengan tiba-tiba saya memutuskan untuk tidak makan unggas. berat pada mulanya. karena saya sangat senang makan ayam. rasanya seperti puasa. ingin sekali makan tapi tidak boleh makan. tapi bedanya, batas ini saya sendiri yang membuat. padahal saya tau, ini keputusan seumur hidup. dan begitulah, saya tidak lagi makan daging baik dari mamalia maupun unggas.
saya masih mengkonsumsi ikan dan binatang laut. padahal saya kasihan melihat lele di pukul kepalanya, saya kasihan melihat ikan diambil dari air hanya untuk di pertontonkan di layar televisi, saya melihat banyak sekali film-film tentang binatang laut. apa daya, saya masih belum mampu. pertama, saya manusia yang punya kelemahan. kedua, saya melakukan itu agar orang-orang di sekeliling saya yang non-vegan tidak merasa ter-intimidasi dengan susahnya menu yang saya akses. dengan kata lain, masih ada jalan tengah.
Saya vegan yang moderat. Saya bukan vegan fanatis. Saya vegan yang selalu mencoba mengerti posisi non-vegan. Saya pernah bicara dengan seorang kawan. Bahwa memang baik menjadi vegan-kami berdua menghormati binatang-, tapi akan kah lebih baik pula kalau kita juga menghormati orang-orang di sekeliling kita yang pasti ada kemungkinan akan merasa terganggu dengan pola makan ini. banyak sekali contoh dimana seorang vegan merasa sangat berhak untuk di istimewakan. misal, menangis saat orang lain makan daging, dll dll. lihat? egois sekali jika vegan tidak menghormati non-vegan (tentu dengan ekspetasi bahwa non-vegan juga harus menghormati vegan). banyak orang tidak mengerti tentang hal ini. melihat segala sesuatu sebagai hitam dan putih. sehingga masih saja ada yang heran saya makan kuah sup yang ada kaldunya (saya pesan sup sayur tanpa ayam, ternyata si koki-teman saya-yang membuat lupa pada pola makan saya, akhirnya dia menyisihkan ayamnya saja, dengan pertimbangan kemubaziran dan kasihan kepada tenaga teman, saya makanlah sup itu). entah lah. saya juga bingung bagaimana menjelaskan kepada pertanyaan-pertanyaan itu.
Waktu saya makan udang, seorang kawan mendekat dan bertanya, " bukannya kamu nggak makan daging?". jawab saya dengan enteng. "ini buka daging. ini udang". sama seperti niken yang tidak makan hewan berkaki empat, sama seperti mbak yuli yang tidak makan ikan. apa bedanya, batin saya? sedangkan saya tidak makan hewan darat. itu saja bukan?
Agak susah menjalani pola makan ini. Apalagi untuk saya si pemalas ini. yang sangat tidak becus belanja sayur dan merepotkan diri menu apa yang saya makan hari ini. alhasil, menu saya serba instan dan jadwal makan tidak pasti. ah!
selain itu juga harus kebal dengan lelucon-lelucon seputar vegan. misal, pemberian saran alternative oleh kakak pacar saya : makan rumput. tentu ini di luar permasalahan dia menyukai saya atau tidak. ah, monggo kerso lah.
Dan baru saya tau ternyata menjadi sebuah memerlukan alasan. Di islam, menghormati hewan hukumnya adalah wajib. dikatakan pada Qur'an yang suci surat 6 ayat 38 yang inti dari bunyinya adalah bahwa hewan-hewan/burung mempunyai kedudukan yang sama dengan kita, ummat Allah. selain itu juga banyak pertimbangan lain. bisa di lihat di site ini.


Begitulah. ini dulu.

Selasa, 27 Mei 2008

Catatan II

Memilihmu untuk bersamaku menjalani hidup tak membuatku 'tuk berpikir dua kali, perbedaan diantara kita tak kan membuatku gentar maupun ragu untuk memilihmu!
serius!


08/05/27 Sender 0858650****1

Minggu, 25 Mei 2008

Catatan

Aku tidak lagi berdiri di perempatan, pertigaan, maupun jalur lingkar
Saat ini aku berjalan dalam sisi jalan yang lurus panjang
Aku ingin bersama mu melintasi semua itu.
Mau kah kau?


08/05/25 Sender 0858650****1