Rabu, 04 Maret 2009

teman

aku tidak pernah meminta untuk menjadi temanmu. kalau kehidupan menuntun ku untuk bertemu kamu, bukan salah ku, karena aku tidak pernah meminta untuk itu. bagaimana pun juga terimakasih karena kau sempat ada, meski kemudian aku ber-eforia karenanya. sekarang aku sadari, dari awal dan asal, bahwa aku tidak pernah meminta, untuk menjadi temanmu.

Minggu, 01 Maret 2009

sudah besar



P=Pras,S=Saya,T=Tito
Di warung
S : Tito mau makan nasi sapa apa?
T : golengan
*Dhueng!!*

Di rumah
T : Om plas udah mandi plas?
P : Udah, gendong sini
T : Om plas pake baju dulu toooo
*Dhueng II !!*

Di jalan
P : pulang yuk, udah malam
T : nggak! ke simpang lima wae
*Dhueng III !!*

Di rumah
S : To, minta krupuknya to
T : jangan ya, nanti batuk
*Dhueng IV !!*

Kamis, 22 Januari 2009

Cinta


Tito punya dua guru, Bu Nunik dan Bu Prapti. Dari pengamatanku selama nemenin Tito sekolah, Bu Prapti kelihatan sayang sekali sama Tito. Beliau sering sekali memeluk Tito erat-erat, pikirku mungkin Beliau cuma gemes. Beda dengan Bu Nunik. Beliau lebih 'cuek' menghadapi Tito, aku kira itu mungkin Tito usia nya lebih besar dibanding murid-murid yang lain. Jadi Bu Nunik menganggap Tito sudah bisa 'mengurus' dirinya sendiri waktu pelajaran.
Suatu saat aku cerita hal ini ke Mbak Yani. You know what. Mbak Yani bilang ternyata dulu denger-denger Bu Prapti itu naksir sama Mas Domi. What?? Hahaha. sounds funny for me ngedenger cerita orang yang mungkin jauh dari cinta-cintaan ala novel dan roman. Aku berpikir, mungkin kalau itu aku, dan bukan Bu Prapti, bisa jadi sikap ku akan lain. aku akan bersikap sinis sama Tito. Oke, memang Tito adalah anak Mas Domi, tapi itu hasil dari pernikahannya sama perempuan lain!!
Aku jadi malu memikirkan hal itu. Mungkin cinta sejati adalah cinta yang tak terdefinisi, dan justru cinta seperti itu dimiliki oleh mereka yang tidak pernah mendefinisikan cinta.
Ngarah lo gimandra?

Senin, 19 Januari 2009

pesan


sebuah pesan datang ketika aku membuka internet pagi ini. pesan dari teman. yang sebelumnya tidak pernah berpesan. aku terkejut karena aku kira dia tidak tau menau tentang blog ku. ternyata aku salah. untuk itu, bersama ini aku ingin membuat sebuah surat terbuka untuk mu.

Dear mbak,
mungkin untuk sebagian orang aku memang mengecewakan. aku disini tidak akan membuat sebuah pembelaan yang aku pikir itu akan percuma saja. karena bagaimanapun juga darah dan daging kita berbeda, begitu pula dengan isi otak dan perasaan. hanya saja aku ingin sedikit bercerita bahwa semua ini tidak terjadi secepat kelihatannya. semua ini tidak terjadi karena alasan seseorang atau keadaan. tapi semua ini telah melalui sebuah perjalanan panjang yang tidak mulus. pemikiran, gejolak, pertanyaan yang tidak terjawab, juga getaran yang orang sebut itu PERCAYA. bahkan perjalanan itu masih berlangsung sampai sekarang. sampai nanti mungkin pemikiran itu justru membuat pertanyaan baru dalam jawaban yang ku temukan, yang menumbuhkan gejolak PERCAYA berangsur yakin menjadi IMAN.
Dear mbak,
mungkin ini kau ungkap karena kau begitu memperdulikanku. terimakasih mbak. aku tidak lagi berada satu pulau dengan mu. aku belum menemukan pulau lain untuk berpindah. aku hanya memilih untuk berlayar. merakit perahuku sendiri, ingin mengejar kapal Seseorang. tanpa aku peduli apakah Dia memiliki pulau tujuan atau tidak.
Dear mbak,
terimakasih.




Jumat, 16 Januari 2009

it's a long journey

Va dove ti porta il cuore
Susanna Tamaro


Dan kelak,di saat begitu banyak jalan
terbentang di hadapanmu
dan kau tak tahu jalan mana yang harus
kau ambil,janganlah memilihnya dengan
asal saja,tetapi duduklah dan
tunggulah sesaat.Tariklah nafas
dalam-dalam,dengan penuh kepercayaan,
seperti saat kau bernafas di hari pertamamu di dunia ini.
Jangan biarkan apa pun mengalihkan
perhatianmu,tunggulah dan tunggulah
lebih lama lagi.Berdiam dirilah,tetap hening,
dan dengarkanlah hatimu.
Lalu,ketika hati itu bicara, beranjaklah,
dan pergilah ke mana hati membawamu...

Rabu, 07 Januari 2009

surat balasan tanpa kantor pos

terimakasih mbak,
untuk kesediaan memikirkan hal tentang ku. sudah lama rasanya tidak merasa se-istimewa ini.

jauh dulu orang pertama yang menulis surat kepada ku adalah sebuah bara-bara samar yang selalu berkata 'lupakan saja'. olehnya aku pernah ditertawakan karena terlalu sering bertanya. mungkin menjengkelkan sifat ke-ingin tahu-an ku ini bagi orang lain. dia menjadi repot karena ku.katanya 'sudahlah, lupakan saja', tapi aku kutip sedikit untuk mu :

" kematian ini melahirkanmu, seorang pejuang putri
'jangan menangis'
"

dan satu lagi
"saat kamu dikhianati, kamu kira kamu mati.. padahal nyawa kamu bertambah satu lagi"

orang kedua yang mengirimiku surat adalah kawan semua orang. dia hanya ter-inspirasi olehku. surat pribadiku di balas dengan surat untuk umum :

**dan saya bukan kamu yang sanggup menuliskan kepedihan dengan indah, merangkai puisi cantik hanya pada saat kamu terluka. tidak, ndhuk. saya justru tengah berbahagia.*

aku kecewa. tapi ah buat apa. toh, dengan demikian aku juga istimewa untuknya.

setelah nya, aku lupa menjadi objek inspirasi orang lain. aku lupa cara membaca diriku sendiri.
terimakasih mbak, untuk mu, yang menuliskan aku.

Senin, 05 Januari 2009

bara

mbak,
aku pernah membaca kau begitu putus asa menyebutkan Tuhan dengan nama siapa. waktu itu aku begitu bingung dengan kalimat-kalimat mu. mengapa untuk teka-teki semudah itu kau menjadi pusing karenanya. dan maaf, waktu itu aku berpikir aku lebih pintar dari engkau.
mbak,
aku rindu. di saat kejutan seperti ini datang pada ku. aku segera tau betapa aku tidak lebih pintar dari mu, aku jauh lebih bodoh. maka, aku ingin sekali bercerita padamu.
mbak,
bagaimana ini?