Rabu, 07 Januari 2009

surat balasan tanpa kantor pos

terimakasih mbak,
untuk kesediaan memikirkan hal tentang ku. sudah lama rasanya tidak merasa se-istimewa ini.

jauh dulu orang pertama yang menulis surat kepada ku adalah sebuah bara-bara samar yang selalu berkata 'lupakan saja'. olehnya aku pernah ditertawakan karena terlalu sering bertanya. mungkin menjengkelkan sifat ke-ingin tahu-an ku ini bagi orang lain. dia menjadi repot karena ku.katanya 'sudahlah, lupakan saja', tapi aku kutip sedikit untuk mu :

" kematian ini melahirkanmu, seorang pejuang putri
'jangan menangis'
"

dan satu lagi
"saat kamu dikhianati, kamu kira kamu mati.. padahal nyawa kamu bertambah satu lagi"

orang kedua yang mengirimiku surat adalah kawan semua orang. dia hanya ter-inspirasi olehku. surat pribadiku di balas dengan surat untuk umum :

**dan saya bukan kamu yang sanggup menuliskan kepedihan dengan indah, merangkai puisi cantik hanya pada saat kamu terluka. tidak, ndhuk. saya justru tengah berbahagia.*

aku kecewa. tapi ah buat apa. toh, dengan demikian aku juga istimewa untuknya.

setelah nya, aku lupa menjadi objek inspirasi orang lain. aku lupa cara membaca diriku sendiri.
terimakasih mbak, untuk mu, yang menuliskan aku.